Senin, 26 Januari 2009

MANUSIA SEBAGAI MAHLUK BUDAYA

Manusia sebagai Makhluk Budaya
PEMBAHASANA. Manusia sebagai Makhluk SosialDalam buku Ilmu Sosial Dasar milik Drs. H. M, Noor Arifin, manusia menurut Prof. Jacob, adalah makhluk biokultural, ia adalah produk interaksi antara faktor-faktor biologis dan budaya. Jadi manusia tidak akan bisa hidup tanpa bergaul dengan lingkungan sekitarnya.Dan tanpa budaya manusia juga tidak akan bisa dikatakan hidup. Manusia bisa menciptakan budaya serta tradisinya sendiri di mana pun tempat dia berada, budaya itu akan terus ada selama masih ada yang menganutnya.B. Manusia Sebagai Makhluk BudayaDilihat dari segi kebudayaan, pembangunan tidak lain adalah usaha sadar untuk menciptakan kondisi hidup manusia yang lebih baik. Menciptakan lingkungan hidup yang lebih serasi. Menciptakan kemudahan atau fasilitas agar kehidupan itu lebih nikmat. Pembangunan adalah suatu intervensi manusia terhadap alam lingkungannya, baik lingkungan alam fisik, maupun lingkungan sosial budaya.Pembangunan membawa perubahan dalam diri manusia, masyarakat dan lingkungan hidupnya. Serentak dengan laju pembangunan, terjadi pula dinamika masyarakat. Terjadi perubahan sikap terhadap nilai-nilai budaya yang sudah ada. Terjadilah pergeseran sistem nilai budaya yang membawa perubahan pula dalam hubungan interaksi manusia dalam masyarakatnya.Diakui secara umum bahwa kebudayaan merupakan unsur penting dalam proses pembangunan suatu bangsa. Lebih-lebih jika bangsa itu sedang membentuk watak dan kepribadiannya yang lebih serasi dengan tantangan zamannya.Pembangunan Nasional bertujuan untuk mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur yang merata, materiil dan spiritual berdasarkan Pancasila. Bahwa hakekat pembangunan Nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia. Untuk mencapai tujuan tersebut, sudah tentu pendekatan dan strategi pembangunan hendaknya menempatkan manusia sebagai pusat interaksi kegiatan pembangunan spiritual maupun material. Pembangunan yang melihat manusia sebagai makhluk budaya, dan sebagai sumber daya dalam pembangunan. Hal itu berarti bahwa pembangunan seharusnya mampu meningkatkan harkat dan martabat manusia. Menumbuhkan kepercayaan diri sebagai bangsa. Menumbuhkan sikap hidup yang seimbang dan berkepribadian utuh. Memiliki moralitas serta integritas sosial yang tinggi. Manusia yang taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.Dewasa ini kita dihadapkan paling tidak kepada tiga masalah yang saling berkaitan, yaitu1) Suatu kenyataan bahwa bangsa Indonesia terdiri dari suku-suku bangsa, dengan latar belakang sosio-budaya yang beraneka ragam. Kemajemukan tersebut tercermin dalam berbagai aspek kehidupan. Oleh karena itu diperlukan sikap yang mampu mengatasi ikatan-ikatan primordial, yaitu kesukuan dan kedaerahan.2) Pembangunan telah membawa perubahan dalam maskat. Perubahan itu nampak terjadinya pergeseran system nilai budaya, penyikapan yang berubah anggota masyarakat terhadap nilai-nilai budaya. Pembangunan telah menimbulkan mobilitas sosial, yang diikuti oleh hubungan antar aksi yang bergeser dalam kelompok-kelompok masyarakat. Sementara itu terjadi pula penyesuaian dalam hubungan antar anggota masyarakat. Dapat dipahami apabila pergeseran nilai-nilai itu membawa akibat jauh dalam kehidupan kita sebagai bangsa.3) Kemajuan dalam bidang teknologi komunikasi massa dan transportasi, yang membawa pengaruh terhadap intensitas kontak budaya antar suku maupun dengan kebudayaan dari luar. Khusus dengan terjadinya kontak budaya dengan kebudayaan asing itu bukan hanya intensitasnya menjadi lebih besar, tetapi juga penyebarannya berlangsung dengan cepat dan luas jangkauannya. Terjadilah perubahan orientasi budaya yang kadang-kadang menimbulkan dampak terhadap tata nilai masyarakat, yang sedang menumbuhkan identitasnya sendiri sebagai bangsa.Untuk itulah, kepada lulusan Perguruan Tinggi perlu dibekali pengetahuan yang dapat mengembangkan kepribadiannya dan agar memiliki sikap hidup yang halus dan terbuka.Ilmu Budaya Dasar (IBD) adalah salah satu komponen dari sejumlah Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU), sebagai matakuliah wajib yang menjadi kesatuan dengan matakuliah lain di Perguruan Tinggi.Secara khusus MKDU bertujuan untuk menghasilkan warga Negara sarjana yang berkualifikasi sebagai berikut:a. Berjiwa Pancasila sehingga segala keputusan serta tindakannya mencerminkan pengamalan nilai-nilai Pancasila dan memiliki integritas kepribadian yang tinggi, yang mendahulukan kepentingan nasional dan kemanusiaan sebagai sarjana Indonesia.b. Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, bersikapdan bertindak sesuai sesuai dengan ajaran agamanya, dan memiliki tenggang rasa terhadap pemeluk agama lain.c. Memiliki wawasan komprehensip dan pendekatan integral di dalam menyikapi permasalahan kehidupan baik sosial, ekonomi, politik, kebudayaan, maupun pertahanan keamanan.d. Memiliki wawasan budaya yang luas tentang kehidupan bermasyarakat dan secara bersama-sama mampu berperan serta meningkatkan kualitasnya, maupun lingkungan alamiah dan secara bersama-sama berperan serta di dalam pelestariannya.Menentukan ruang lingkup kajian mata kuliah Ilmu Budaya Dasar (IBD). Kedua masalah pokok tersebut ialah: a. Berbagai aspek kehidupan yang seluruhnya merupakan ungkapan masalah kemanusiaan dan budaya yang dapat didekati dengan menggunakan pengetahuan budaya (The Humanitics), baik dari segi masing-masing keahlian (disiplin) di dalam pengetahuan budaya, maupun secara gabungan (antar bidang) berbagai disiplin dalam pengetahuan budaya.b. Hakekat manusia yang satu atau universal, akan tetapi yang beraneka ragam perwujudannya dalam kebudayaan masing-masing zaman dan tempat. Dalam melihat dan menghadapi lingkungan alam, sosial dan budaya, manusia tidak hanya mewujudkan kesamaan-kesamaan, akan tetapi juga ketidakseragaman yang diungkapkan secara tidak seragam, sebagaimana yang terlihat ekspresinya dalam berbagai bentuk dan corak ungkapan, pikiran dan perasaan, tingkah laku dan hasil kelakuannya.Memiliki kedua masalah pokok yang bisa dikaji dalam mata kuliah Ilmu Budaya Dasar tersebut di atas, nampak dengan jelas bahwa manusia menempati posisi sentral dalam pengkajian. Manusia tidak saja sebagai subyek akan tetapi sekaligus obyek pengkajian. Bagaimana hubungan manusia dengan alam, sesama manusia, dirinya sendiri, nilai-nilai manusia dan bagaimana pula hubungan manusia dengan Tuhan menjadi tema sentral dalam Ilmu Budaya Dasar. (IBD).Kedua masalah pokok tersebut di atas, sudah barang tentu masih memerlukan penjabaran lebih lanjut untuk bisa dioperasionalkan. Rumusan masalah-masalah yang akan dikaji dalam Ilmu Budaya Dasar diformulasikan ke dalam satu tema, yaitu manusia sebagai makhluk budaya. Tema ini dikembangkan lebih lanjut ke dalam delapan pokok bahasan dan sub pokok bahasan, yaitu:1) Manusia dan cinta kasih:- kasih sayang- kemesraan- pemujaan2) Manusia dan keindahan:- renungan- kehalusan- keserasian3) Manusia dan penderitaan- rasa sakit- kesyahidan- siksaan- kesengsaraan- neraka4) Manusia dan keadilan:- kejujuran- pemulihan nama baik- pembalasan5) Manusia dan pandangan hidup- cita-cita- kebajikan6) Manusia dan tanggung jawab serta pengabdian :- kesadaran- pengorbanan7) Manusia dan kegelisahan :- keterasingan- kesepian- ketidakpastian8) Manusia dan harapan :- kepercayaan- harapan.KESIMPULANManusia dikatakan makhluk sosial dan makhluk budaya karena tanpa bersosialisasi dan berbudaya, manusia tidak dianggap eksistensi di dunia ini. Manusia sebagai khalifah Allah SWT di muka bumi, maka ia harus bisa melakukan semua itu sebagai penyempurna tugas nya.Manusia adalah makhluk paling sempurna yang diciptakan Allah SWT maka selayaknya ia menggunakan semua itu untuk bersosialisasi dan berbudaya dengan baik dan benar.DAFTAR PUSTAKAMustofa, Ahmad, Ilmu Budaya Dasar, Bandung : CV. Pustaka Setia, 1998Mustopo, Habib, Ilmu Budaya Dasar. Manusia dan Budaya. Kumpulan Essay, Surabaya : Usaha Nasional, 1983Noor, Arifin, Ilmu Sosial Dasar, Bandung : CV. Pustaka Setia, 1997
























Masyarakat Modern
PENDAHULUANDalam kehidupan, tentu terdiri dari individu-individu yang saling berinteraksi dan akan berkumpul dalam sebuah keluarga. Dan selanjutnya akan bermasyarakat, mustahil sebuah keluarga bias hidup tanpa bersosialisasi dengan keluarga lainnya.Masyarakat pada abad ini tentu berbeda dengan masa-masa terdahulu. Sekarang segala sesuatu perlu mengalami kemajuan agar hidup tetap terus berjalan dan tidak ketinggalan dari kelompok-kelompok lain. Oleh karena itu, perubahan mutlak adanya tetapi batas-batasnya pun juga harus jelas apalagi untuk masyarakat Indonesia yang multikultural. Tetapi Nampak nya sulit sekali untuk menentukan batas-batas itu. Maka hal itu layak nya menjadi pekerjaan kita bersama.Makalah ini akan sedikit membahas tentang masyarakat modern sebagai sebuah hasil atau proses dari perubahan di atas. Tetapi makalah ini tentu tidak berpretasi membahas secara dalam jadi kita perlu mencari dan membaca berbagai sumber. PEMBAHASANMenurut kodratnya, manusia adalah makhluk masyarakat. Manusia selalu hidup bersama dan berada di antara manusia lainnya. Dalam bentuk kongkretnya, manusia bergaul, berkomuniksasi, dan berinteraksi dengan manusia lainnya. Keadaan ini terjadi karena dalam diri manusaia terdfapat dorongan untuk hidup bermasyarakat di samping dorongan keakuan. Dorongan bermasyarakat dan dorongan keakuan yang mendorong manusia bertindak untuk kepentingan dirinya sendiri. (Soemadi Soeryabrata, 1986). Dalam masyarakat yang dinamis dan selalu berkembang menuju kemajuan, individu-individu yang bergabung di dalamnya mampu mengembangkan potensi dan kemampuan berkreasi dan menemukan inovasi yang tidak sama satu dan yang lain. Karena ketidaksamaan ini, individu yang kurang mampu dapat meniru kemajuan yang dicapai oleh kelompok yang berprestasi dan berkemampuan tinggi. Namun, untuk mewujudkan peniruan ini, diperlukan pendekatan antar individu. Oleh karena itu, kecenderungan meniru ini dapat membawa pada kehidupan bermasyarakat. Ditinjau dari akibat peruabahan dan perkembangan yang terjadi, bentuk masyarakat dapat diklasifikasikan pada masyarakat tradisional dan masyarakat modern. Dan dalam makalah ini akan mencoba membahas tentang masyarakat modern.A. ModernisasiModernisasi dan aspirasi-aspirasi modernisasi mungkin merupakan persoalan menarik yang dewasa ini merupakan gejala umum di dunia ini. Kebanyakan masyarakat di dunia ini terkait pada jaringan modernisasi, baik yang baru memasukinya, maupun yang sedang meneruskan tradisi modernisasi. Secara histories, modernisasi merupakan suatu proses perubahan yang menuju pada tipe sistem-sistem social, ekonomi, dan politik yang telah berkembang di Eropa Barat dan Amerika Utara pada abad ke-17 sampai abad ke-19, sistem social yang baru ini kemudian menyebar ke negara-negara Eropa lainnya serta juga ke negara-negara Amerika Selatan, Asia, dan Afrika pada abad ke-19 dan 20 ini.Proses modernisasi mencakup proses yang sangat luas. Kadang-kadang batas-batasnya tak dapat ditetapkan secara mutlak. Mungkin di suatu daerah tertentu, modernisasi mencakup pemberantasan buta huruf, di lain tempat proses tadi mencakup usaha-usaha penyemprotan rawa-rawa dengan DDT untuk mengurangi sumber-sumber penyakit malaria atau mungkin diartikan sebagai usaha membangun pusat-pusat tenaga listrik. Di Indonesia, misalnya, modernisasi terutama ditekankan pada sektor pertanian, di samping sektor lainnya.Pada dasarnya pengertian modernisasi mencakup suatu transformasi total kehidupan bersama yang tradisional atau pra modern dalam arti teknologi serta organisasi social ke arah pola-pola ekonomis dan politis yang menjadi cirri-ciri negara stabil. Karakteristik umum modernisasi yang menyangkut aspek-aspek sosio-demografis masyarakat dan itu digambarkan dengan istilah gerak sosial (sosial mobility). Artinya, suatu proses unsure-unsur sosial ekonomis dan psikologis mulai menunjukkan peluang-peluang ke arah pola-pola baru melalui sosialisasi dan pola-pola perilaku.Perwujudannya adalah aspek-aspek kehidupan modern seperti mekanisasi, mass media yang teratur, urbanisasi, peningkatan pendapatan per kapita, dan sebagainya. Aspek-aspek struktural organisasi sosial diartikan sebagai unsur-unsur dan norma-norma kemasyarakatan yang terwujud apabila manusia mengadakan hubungan dengan sesamanya di dalam kehidupan bermasyarakat. Perubahan structural dapat menyangkut lembaga-lembaga kemasyarakatan, norma-norma kemasyarakatan,lapisan sosial, hubungan-hubungan, dan seterusnya.Modernisasi merupakan suatu bentuk perubahan sosial. Biasanya merupakan perubahan sosial terarah (directed change) yang didasarkan pada perencanaan (jadi juga merupakan intended atau planed-change) yang biasanya dinamakan social planning. Modernisasi merupakan suatu persoalan yang harus dihadapi masyarakat yang bersangkutan karena prosesnya meliputi bidang-bidang yang sangat luas, menyangkut proses disorganisasi, problema-problema sosial, konflik antarkelompok, hambatan-hambatan terhadap perubahan, dan sebagainya.Masyarakat modern merupakan hasil dari perubahan, faktor-faktor yang mempengaruhi jalannya proses perubahan adalah :• Kontak dengan kebudayaan lain• Sistem pendidikan yang maju• Sikap menghargai hasil karya seseorang dan keinginan-keinginan untuk maju• Toleransi terhadap perbuatan-perbuatan menyimpang• Sistem lapisan masyarakat yang terbuka• Penduduk yang heterogen• Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu• Orientasi ke muka• Nilai meningkatkan taraf hidup.Adapun faktor-faktor yang menghambat terjadinya perubahan :Ø Kurangnya hubungan dengan masyarakat-masyarakat lain Perkembangan ilmuØ pengetahuan yang terlambat Sikap masyarakat yang tradisionalistisØØ Adanya kepentingan-kepentingan yang telah tertanam denagn kuat atau vested interest Prasangka terhadap hal-hal yang berbau baru/asingØ Rasa takutØ akan terjadinya kegoyahan pada integrasi kebudayaan Hambatan ideologisØØ Kebiasaan Nilai pasrah.Ø B. Masyarakat ModernMasyarakat modern merupakan pola perubahan dari masyarakat tradisional yang telah mengalami kemajuan dalam berbagai aspek kehidupan. Salah satu ukuran kemajuan dapat terlihat pada pola hidup dan kehidupannya. Di bidang mata pencaharian, mereka tidak bergantung pada sektor pertanian semata, merambat pada sektor lain seperti jasa dan perdagangan.Sektor pertanian sebagai salah satu garapannya, dilakukan dengan berbagai cara, yaitu dengan memadukan sumber daya alam, sumber daya manusia, dan teknologi. Apabila masyarakat tradisional sangat bergantung pada kemurahan alam semata deperti cuaca, kesuburan tanah dan lain-lain, pada masyarakt modern dapat diantisipasi sedemikian rupa dengan mempergunakan teknologi pemupukan untuk mendapat kesuburan tanah atau green house (rumah kaca) untuk menghindari cuaca yang berudah-ubah, atau dengan hujan buatan untuk menghindari kekeringan dan sebagainya.Untuk mempergunakan teknologi yang tepat dalam berbagai keadaan, dipilih tenaga ahli dan terampil dalam bidang tertentu karena penggunaan suatu teknologi menuntut dan memerlukan tenaga manusia dengan kualifikasi tertentu pula. Untuk itu diperlukan pendidikan khusus guna menyiapkan tenaga ahli yang terampil untuk bernbagai keperluan.Mereka yang tidak aktif dalam sektor pertanian misalnya, dpaat memilih bidang perdagangan atau jasa sebagai ladang tempat mata pencahariannya. Seseorang yang telah mempunyai pengetahuan dan keterampilan tertentu dapat mempergunakan pengetahuan dan keterampilan tersebut untuk kepentingan orang lain, seperti melaksanakan jasa kesehatan, konsultan, advokat, perbankan, dan sebagainya. Jadi, gerakan-gerakan ekonomi pada masyarakat modern telah bergeser pada bidang-bidang yang belum pernah dijamah masyarakat tradisional. Dalam perdagangan, mereka telah meperhitungkan dan memanfaatkan berbagai keadaan. Kegiatan ekonomi tidak hanya berorientasi pada kapasitas produksi, tetapi juga berorientasi pada pasar. Kapasitas produksi dibatasa pada tingkat atau kapasitas penyerepan pasar, agar tidak terjadi gejolak harga. Bahkan untuk kepentingan ini, diadakan aturan sebagai alat proteksionisme. Untuk menembus pasar luar negeri yang ketat dengan persaingan biasanya ditempuh jalan konglomerat, untuk mencapai efisiensi dan efektivitas.KESIMPULANModernisasi :Di dalam proses modernisasi tercakup suatu transformasi total dan kehidupan bersama atau pramodern dalam artian teknologis serta organisasi sosial ke arah pola-pola ekonomis dan politis yang menjadi cirri-ciri negara-negara Barat.Syarat-syarat modernisasi :1) Cara berpikir ilmiah2) Sistem administrasi yang baik3) Adanya sistem pengumpulan data yang baik dan teratur4) Penciptaan iklim yang favorable dari masyarakat5) Tingkat organisasi yang tinggi6) Sentralisasi wewenang dalm pelaksanaan social planning.DAFTAR PUSTAKAMawardi, Nur Hidayati, Ilmu Alamiah Dasar, Ilmu Sosial Dasar, Ilmu Budaya Dasar, Bandung : CV. Pustaka Setia, 2007Soekanto, Soerjono, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada, 2006.

Tidak ada komentar:

i
b
m
a
J
f
i
r
a
a
M
I
A
T
S