Minggu, 01 Februari 2009
METHODE MADZHAB AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH DALAM ILMU TAUHID
METHODE MADZHAB AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH DALAM ILMU TAUHID.Di dalam mempelajari ilmu Tauhid madzhab Ahlu-sunnah wal Jama'ah menggunakandalil-dalil:1. Dalil Naqly ialah dalil dari al-Qur'an dan sunnah Rasulullah.2. Dalil Aqly ialah dalil yang berdasarkan akal pikiran yang sehat.Sebagaimana kami terangkan di atas bahwa madzhab Mu'talizah mengutamakan dalilakal dari pada dalil al-Qur'an dan as-Sunnah. Mereka berani menafsirkanal-Qur'an menurut akal, sehingga ayat-ayat al-Qur'an disesuaikan dengan akalmereka.Apabila ada Hadits yang bertentangan dengan akal, mereka tinggalkan Hadits danmereka berpegang kepada akal pikirannya. Ini merupakan suatu these (aksi) yangakhirnya menimbulkan antithese (reaksi) yang disebut golongan Ahlul Atsar.Cara berpikir Ahlul Atsar kebalikan cara berpikir golongan Mu'tazilah, AhlulAtsar hanya berpegangan kepada al-Qur'an dan As-sunnah. Mereka tidak beranimenafsirkan al-Qur'an menurut akal, karena khawatir takut keliru, khususnyadalam ayat-ayat al-Mutasyabihat mereka menyerahkan maknanya kepada Allah SWT.Seperti firman Allah SWT. dalam surat al-Fath. Ayat. 10.:Artinya:"Tangan Allah di atas tangan mereka."Ahlul Atsar tidak mau menafsirkan apa yang dimaksud dengan tangan pada ayattersebut, mereka menyerahkan maknanya kepada Allah SWT. Fatwa mereka hanyaberdasarkan al-Qur'an dan as-Sunnah semata. Apabila mereka tidak menjumpai dalamal-Qur'an dan as-Sunnah mereka tidak berani untuk berfatwa. Dari golongan inilahirlah seorang Imam yang bernama Muhammad bin Abdil Wahab lahir di Nejed th703M.Maka madzhab Ahlussunnah wal Jama'ah yang di bawakan oleh al-Imam Abdul Hasanal-Asy'ari dan Abu Manshur al-Maturidi mengembalikan ajaran Islam kepada sunnahRasulullah SAW. dan para sahabatnya dengan berpegangan kepada dalil al-Qur'andan as-Sunnah dengan tidak meninggalkan dalil-dalil akal. Artinya memegangkepada dalil akal tetapi lebih mengutamakan dalil al-Qur'an dan as-Sunnah.Cara mempergunakan dalil-dalil :Madzhab Ahlussunnah wal Jama'ah mendahulukan atau mengutamakan dalil naqly daripada dalil aqly. Akal manusia diibaratkan mata, kemudian dalil naqly diibaratkanpelita, agar mata tidak tersesat, maka pelita kita letakkan di depan kemudianmata mengikuti pelita.Akal manusia mengikuti dalil al-Qur'an dan Hadits yang disesuaikan dengan akalmanusia, Rasulullah SAW. bersabda:"Tidak ada agama bagi orang yang tidak berakal."Maksudya: orang yang berakal menerima agama. Akal menerima agama, bukan agamamenerima akal, karena akal manusia bermacam-macam.Agama ialah syariat yang diletakkan oleh Allah SWT. bersumberkan kepada wahyudan sunnah Rasulullah SAW., bukan bersumberkan kepada akal. Agama bukan akalmanusia dan akal manusia bukan agama.Fatwa agama yang datang dari manapun saja kalau tidak berdasarkan al-Quran,as-Sunnah, al-Ijma' dan al-Qiyas wajib kita tolak .Maka di dalam ilmu Tauhid,kita berpegangan kepada al-Imam Abdul Hasan al- Asy'ari dan Imam Abu Manshural-Maturidi.Al-Imam Abul Hasan al-Asy'ari dilahirkan di Basrah pada tahun 260 H dan wafattahun 324 H. Beliau belajar kepada ulama 'Mu'tazilah, diantaranya al-ImamMuhammad bin Abdul Wahab al-Jabal. Karena pada masa itu Mu'tazilah merupakanmadzhab pemerintah pada zaman khalifah Abbasiyah; khalifah al-Ma'mun bin Harunal-Rasyid al-Mu'tashim dan al-Watsiq, dan beliau termasuk pengikut setia madzhabmu'tazilah.Setelah beliau banyak melihat kekeliruan faham Mu'tazilah, maka beliaumenyatakan keluar dari Mu'tazilah di depan khayalak ramai dengan tegas, bahkanakhirnya beliau menolak pendapat-pendapat Mu'tazilah dengan dalil-dalil yangtegas.Dalam Ilmu Tauhid tersebut telah diuraikan bagaimana kita beriman Kepada AllahSWT. dengan segala sifat-sifat-Nya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar